Panduan Lengkap Merawat Burung Derkuku (Tekukur)

Burung Derkuku, atau yang lebih dikenal dengan nama burung Tekukur, merupakan salah satu jenis burung yang sudah akrab di kalangan pecinta burung Indonesia. Burung ini telah dipelihara sejak zaman nenek moyang kita, menjadikannya bagian penting dari budaya pemeliharaan burung di Tanah Air.

Jenis dan Klasifikasi Burung Tekukur

Burung Derkuku masih satu keluarga dengan burung merpati, yakni famili Columbidae, dan juga berkerabat dekat dengan burung Perkutut. Burung ini memiliki persebaran luas, mencakup wilayah Australia dan Asia Tenggara, dengan 41 spesies yang diakui secara ilmiah. Dari jumlah tersebut, 18 spesies ditemukan di Indonesia.

Di Indonesia, terdapat dua jenis burung Derkuku utama:

1. Chinensis (Derkuku)
2. Streptopelia bitorquata (Putar)

Berbagai Jenis Burung Tekukur

Beberapa jenis burung Tekukur yang populer di Indonesia antara lain:

• Geopelia Striata Clelaudi: Berasal dari Australia Barat.
• Geopelia Striata Striata: Jenis Derkuku lokal dan Bangkok, ditemukan di Sumatera, Jawa, dan Bali.
• Geopelia Striata Tranquila: Berasal dari Australia Tengah.
• Geopelia Striata Mangeus: Dikenal sebagai Derkuku Bali atau Sumba, ditemukan di Timor, Lombok, Sumbawa, dan Sumba.
• Geopelia Striata Placida: Habitatnya di Australia dan Papua.
• Geopelia Striata Audacis: Ditemukan di Kepulauan Tanimbar dan Kei.

Perbedaan Burung Tekukur Jantan dan Betina

Untuk membedakan Tekukur jantan dan betina, berikut beberapa ciri-ciri yang dapat diperhatikan:

Ciri-Ciri Tekukur Jantan:

• Postur tubuh tegap.
• Bentuk kepala gagah.
• Tulang supit kaku dan mengapit.
• Kaki kasar dan bersisik.

Ciri-Ciri Tekukur Betina:

• Kaki halus dan tidak kasar.
• Tulang supit lebih lunak dan renggang.

Makanan Burung Tekukur

Burung Tekukur sangat menyukai makanan biji-bijian seperti jagung, gabah, kacang hijau, dan otek. Untuk menjaga kesehatannya dan membuatnya rajin berkicau, Anda bisa memberikan variasi makanan lain seperti:

• Milet
• Canary Seed
• Gabah Lampung
• Jewawut
• Beras Merah
• Ketan Hitam

Kelebihan dan Kekurangan Burung Tekukur

Kelebihan:

• Burung Tekukur memiliki suara khas yang merdu, sehingga populer di kalangan pecinta burung. Selain itu, burung ini sering dikaitkan dengan berbagai mitos yang menambah daya tariknya.

Kekurangan:

• Burung ini rentan terhadap perubahan kondisi cuaca, terutama saat musim hujan. Hal ini dapat memengaruhi produktivitasnya, terutama saat diternakkan.

Cara Merawat Burung Tekukur

Agar Burung Tekukur tetap sehat dan rajin berkicau, berikut adalah beberapa tips perawatannya:

1. Mandi Rutin: Mandikan burung setiap pagi sekitar pukul 07.00. Sesekali, mandikan dengan campuran air rendaman beras dan daun sirih untuk kesehatan bulu.
2. Penjemuran: Jemur burung setiap hari dari pukul 07.00 hingga 09.00. Hindari penjemuran di atas jam 09.00 karena sinar matahari terlalu terik.
3. Kebersihan Sangkar: Bersihkan sangkar secara rutin dari sisa makanan dan kotoran untuk mencegah penyakit.
4. Pakan Seimbang: Berikan campuran biji-bijian untuk memenuhi kebutuhan gizi burung.
5. Tempat Nyaman: Simpan burung di tempat yang sepi dan jauh dari keramaian agar burung merasa nyaman.

Mitos Burung Tekukur

Mitos seputar burung Tekukur masih cukup kuat di kalangan masyarakat Indonesia. Berikut beberapa mitos yang sering dikaitkan dengan burung ini:

• Mendatangkan Kesialan: Jika burung Tekukur berkicau pada malam hari, konon ini pertanda kesialan bagi pemiliknya.
• Mengundang Rezeki: Memelihara burung Perkutut, khususnya yang berwarna putih, diyakini dapat membawa rezeki.
• Membawa Kerukunan: Burung Tekukur dengan suara anggungan yang merdu dipercaya bisa mendatangkan kerukunan dalam rumah tangga.
• Membawa Keselamatan: Burung ini juga dipercaya bisa melindungi pemiliknya dari niat jahat orang lain.
• Melihat Makhluk Gaib: Tekukur dikatakan memiliki kemampuan untuk melihat hal-hal gaib.
• Mendatangkan Keberuntungan: Beberapa orang percaya bahwa burung ini bisa membawa keberuntungan dalam urusan percintaan dan pekerjaan.
• Media Pesugihan dan Penangkal Santet: Tekukur juga sering dikaitkan dengan praktik pesugihan dan sebagai penangkal santet.

Namun, penting diingat bahwa mitos-mitos ini hanyalah kepercayaan masyarakat dan tidak memiliki dasar ilmiah.